Jumat, 30 Agustus 2013

Bagaimana Cara Take Over KPR ke KPR Syariah?

Take Over KPR ke KPR Syariah
Take Over KPR
Bagaimana Cara Take Over KPR ke KPR Syariah?
Bagaimana Cara Take Over KPR ke KPR Syariah? Mengapa harus take over Anda sudah tahu bukan? Beberapa sebabnya dapat Anda lihat disini.
Berikut langkah-langkah untuk take over dari KPR konvensional ke KPR Syariah.
Minta data berapa sisa outstanding KPR – yaitu dengan cara datang ke bank Anda, kemudian minta data outstanding, maksudnya data sisa yang harus dibayar/dilunasi. Jika hanya kurang dari 50 juta, lanjutkan saja ya, hehehe… bukan apa-apa sodara-sodara, ini terkait dengan ribet dan tidak ribet. Namun jika Anda memaksa, ya bagaimana lagi. Yach, sekurangnya 100 jutaan dah, biar gak terlalu repot gitu :d
Mohon maaf Saudaraku, ini biasanya terkait target para AO – account officer, dengan target yang cukup besar, biasanya 2-3 M per bulan, kadang lebih. Dan persoalannya mencairkan 100 juta dan 1 milyar, kadang repotnya gak jauh-jauh beda. Makanya, bantulah para AO itu untuk kejar targetnya, hahaha…
Berikutnya yang harus Anda persiapkan adalah dokumen-dokumen. Secara umum, persyaratan dokumen hampir mirip dengan pengajuan aplikasi baru. Karena memang nantinya kredit Anda akan diperlakukan bagaikan kredit baru, namun tanpa DP ya. Senang bukan? Cicilan bisa panjang lagi, bisa sampai 15 tahun kembali, plus Anda juga bisa minta tambah plafond, maksudnya tambah nilai kredit agar Anda bisa renovasi dll, begitu. Siapa tahu Anda mau bangun 1-2 kamar untuk dikontrakkan, kan bisa membantu, atau bahkan menutupi cicilan bulanan Anda? Lumayan bukan?
Nah selanjutnya tentang biaya. Anda harus persiapkan juga, kurang lebih sekitar 5-6 persen dari nilai yang akan di take over. Lumayan besar juga ya. Untuk apa saja biaya ini, pertama ada biaya administrasi. Jelaslah ya, bukannya kertas tidak gratis? Printer juga bukan?hehehe… kemudian biaya asuransi, karena memang biasanya asuransi agak susah untuk di klaim/diteruskan dari asuransi kredit pertama Anda. Ada asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Kemudian biaya notaris, nah ini harus bayar juga ya. Kemudian ROYA, pindah tanggungan dari bank lain ke bank syariah. Sudah deh.
Oia, ada biasanya ada biaya untuk cek sertifikat ya. Sekitar 200-300 ribuan. Nah demikian Saudaraku. Makanya kurang lebih biaya sekitar 5-6 persen dari nilai yang akan ditake over. Memang ada biayanya. Namun keuntungannya adalah bahwa cicilan Anda tetap sampai dengan masa bakti periode kredit Anda. Nggak naik-naik… kecuali Anda ambil yang step up.
Begitu dulu ya, semoga bermanfaat.
Salam,
Eko Andrianto / Financial Planner
0812 8013 5327
Follow on Twitt @masekoandri
Read more ...

Kamis, 29 Agustus 2013

Akselerasi Bisnis Perbankan Syariah

Bisnis Bank Syariah
Akselerasi Bisnis Perbankan Syariah
Dari rilis bank Indonesia (BI) - terjadi peningkatan aset perbankan syariah di Indonesia pada triwulan I-2013. Aset perbankan syariah per Maret 2013 tembus Rp 214,5 triliun atau naik 37,8% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Nah coba kita bandingkan dengan asset perbankan umum, per Mei 2012 adalah 3827.432 triliun, sumber BI. Aset perbankan syariah Maret 2013 dibandingkan dengan asset bank umum Mei 2012, hahaha…mungkin agak tidak bisa dibandingkan, tapi biarlah kita bandingkan saja, sekitar 5.6%; wah ada yang salah kali ya,ooo biarlah, kalo kata para ahli, sekitar 5 persen; fine, okelah, tidak terlalu jauh ini bedanya. Lagian kan, bukan apple to apple, ini mungkin apple to sawo manila, hehhee… yang mau kita lihat kan hanya gambaran umumnya saja, nanti jika saudara ingin melihat yang lebih valid, tentu harus bandingkan asset 2013 dengan 2013, Mei 2012 dengan Mei 2012. Begitu baru adil bukan? Karena memang saya tidak memegang data asset bank umum 2013, dan juga saya tidak dapatkan asset bank syariah Mei 2012. Jika ada yang punya data, boleh di share ke kita.
Misal nih ya misalnya saja, bank syariah asetnya 200 T, bank umum 3800 T, tentu asset bank syariah adalah 5.2%. Bank syariah dalam satu tahun asetnya naik 40%, jadi akhir tahun akan menjadi 280 T, bank umum hanya 10%, jadi akan menjadi 4180 T; Bagaimana proyeksi perbandingan asetnya? Mari kita lihat = 280/4180 = 6.6%. Wah luar biasanya. Lumayan ada kenaikan share sekitar 1.4%. Dan itu artinya harus dengan kerja keras para insan dan praktisi perbankan syariah. Karena harus meningkatkan asset sampai dengan 40%. Jika hanya naik 20%, maka asetnya hanya berubah menjadi 5.7%, hanya berubah 0.1% dibandingkan dengan asset bank umum. Jangan tanya jika kenaikan asset sama dengan kenaikan asset bank umum, maka perbandingannya adalah 5.2%, tidak ada perubahan. Jadi untuk mengejar market share, yang jelas bank syariah harus dengan gigih berjuang, meningkatkan portofolio dana kelolaan dan pembiayaan yang prudent, untuk mengejar jauh ketinggalannya dengan bank umum.
Atau adakah kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan bank syariah, karena bank syariah memiliki nilai tersendiri di Indonesia – maksudnya dengan jumlah populasi umat Islam di Indonesia yang cukup besar, tentu ada perhatian lebih dari pemerintah bukan? Siapa tahu nanti ada bank umum yang akan dikonversi menjadi bank syariah, karena tuntutkan masyarakat, atau karena pentingnya bank syariah, atau karena pemerintah menyadari arti penting ekonomi syariah bagi negeri ini. 
Atau barangkali Anda semua saudaraku, Anda mengalihkan semua portofolio bisnis ke bank syariah, mengajak semua anggota keluarga, kerabat, tetangga, teman, teman kantor, kenalan, broadcast, dll, promosi dan mengajak berbank dengan bank syariah. Mengapa tidak?
Hanya sekadar catatan akhir pekan, semoga bank syariah di Indonesia bisa lebih maju, dan tentunya masyarakat Indonesia akan semakin maju dan sadar pentingnya berekonomi secara syariah, berIslam secara kaaffah.
Semoga
Read more ...

Menyikapi krisis Ekonomi - Saatnya beralih ke Bank Syariah - KPR Syariah

Menyikapi Krisis Ekonomi
Menyikapi krisis Ekonomi - Saatnya beralih ke Bank Syariah - KPR Syariah
Menyikapi kondisi “agak” krisis ekonomi saat ini, seharusnya kita semua menyadari bahwa krisis ekonomi seperti ini memang terjadi, pernah terjadi sebelumnya, dan kemungkinan bisa terjadi saat nanti. Para ahli membicarakan sebagai siklus – artinya memang berulang. Begini lagi, begini lagi. Bubble, gelembung, yang setiap saat bisa meletus-letus.  
Siklus seperti ini, hendaknya memberikan pelajaran berharga bagi kita semua, bagi insan ekonomi Indonesia, bagi para karyawan, bagi pengusaha, bagi para kepala keluarga, ini adalah pelajaran hidup di bumi dengan sistem ekonomi seperti saat ini; pelajaran agar kita bisa selalu siap menghadapi krisis semacam ini yang akan datang kembali. Bersiap-siaplah. Pengalaman 1998 dan 2008, cicilan kredit luar biasa naik berlipat. Bahkan perusahaan-perusahaan besar pun tergulung. Citigroup, Lehman Brothers, Merril Lyinch, dll perusahaan besar siap-siap kolaps, untung saja di bail out ama juragannya. Kasus Century juga hampir sama sepertinya. Bail out pemerintah yang sampai saat ini kasusnya belum tuntas-tuntas. Kasus BLBI, sampai saat ini juga entah sampai dimana perkembangannya. Mungkin saudara-saudara masih ingat saat krisis 2008, atau 1997-1998? Atau mengalami sendiri bagaimana pahir getirnya akibat krisis? Atau malah menikmati suku bunga deposito yang bisa sampai 60-70%? Jika bunga simpanan sebesar itu, berapa besar bunga kreditnya? Itulah sistem ekonomi kita.
Mau tidak mau saat ini yang kita hadapi sehari-hari adalah ini. Menghadapi semakin dekatnya krisis demi krisis, yang kemungkinan akan berujung pada krisis terbesar, yaitu hilangnya kepercayaan pada mata uang. Mata uang menjadi tidak berharga. Mau tidak mau, saat ini bersama-sama kita menuju ke sana. Semoga kita semua bisa terhindar, semoga Indonesia ini mampu bangkit dari segala keterpurukan. Bagus juga jika ini menjadi topik diskusi ya, bagaimana menghadapi krisis sistemik semacam ini. Hehehe… saya bukan pakar disini, silahkan pengunjung yang budiman mencari sumber lain, dan jika sudah mampu, please share ke kami-kami. Saat ini yang kami pribadi jalani dan mampu adalah sistem perbankan syariah dengan kreditnya (pembiayaan). Anda beli barang, bank syariah membiayai. Mungkin baru sebatas itu.
Dan Alhamdulillah, dengan sistem non bunga semacam ini, kenaikan-kenaikan lonjakan bubble, gelembung-gelembung bisa diminimalkan. Contohnya, jika kondisi krisis di bank konvensional, rate KPR Anda bisa naik berlipat-lipat. Karena dasar dari transaksinya adalah pinjam meminjam, kredit – dengan sistem bunga berdasarkan pinjaman Anda. Yang notabene bunga nya berdasarkan harga pasar. Kira-kira jika kondisis 97-98 terjadi lagi, cicilan Anda naik berapa kali lipat?
Berbeda dengan bank syariah. Memang ada beberapa sistem pembiayaan, ada sewa, ada jual-beli. Untuk sewa bisa saja naik, karena sewa. Untuk jual beli, KPR Syariah – sebenarnya lebih tetap jika disebut PPR – Pembiayaan Pemilikan Rumah -  insyaallah tidak akan naik dari kesepakatan harga. Rumah dijual dengan harga 100 juta, cicilan 15 tahun juga sama, harga tetap 100 juta.  
Nah inilah sekadar catatan untuk hari ini. Semoga kita bisa melewati krisis kali ini.
Read more ...

Rabu, 21 Agustus 2013

DP KPR Syariah

DP KPR Syariah

DP KPR Syariah


Saat ini, ketentuan DP KPR syariah adalah sama dengan KPR bank umum, yaitu 30% untuk rumah baru dan rumah second. Jadi, say goodbye to 10% DP ya… hehehehe… eits, tunggu dulu, itu untuk tipe bangunan diatas 70 m persegi. Untuk dibawah itu, nah masih bisa 10% DP bro and sist
“Bank Indonesia (BI) akhirnya menyeragamkan aturan DP kredit perumahan (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) antara bank umum dan syariah. Aturan ini akan ditetapkan pada awal tahun depan dan berlaku tiga bulan setelahnya.” Kutipan dari om detik.
 
Aturan baik
Sebenarnya, aturan ini, DP ini adalah untuk melindungi nasabah – dari gejolak bubble yang mungkin bisa terjadi. Tentu masih ingat kasus sub-prime mortgage di amrik sana bukan? Kasus tersebut kurang lebih adalah pembelian rumah untuk yang kedua dan ketiga – khususnya untuk investasi – diluar dari rumah yang dihuni sendiri. Akhirnya karena rumah juga tidak tersewakan, atau tidak laku dijual ke pihak ketiga keempat, nah kemampuan membayar hanya di rumah pertama, macet deh kredit. Bank akhirnya kesulitan likuiditas… para debitur bingung kemana uangnya… dst dst…
Untuk itu jika rumah yang Anda beli adalah untuk kegiatan investasi, pastikan cash flow Anda ya. Jika Anda tidak mampu membayar, kasihan umat ini yang sudah sulit, nanti terkena kesulitan tambahan lagi.

Menyiasati DP
Nah untuk menyiasati DP ini, ada baiknya memang Anda mempersiapkan beberapa plan. Beberapa rencana yang perlu Anda pertimbangkan antara lain adalah:

- Pilihan rumah –
Masih ada celah bukan untuk DP 10%? Ya, untuk tipe dibawah 70m persegi, tipe bangunannya ya. Untuk keluarga kecil, anak 1-2 masih cukuplah. Beli saja dengan kondisi tanah yang cukup luas; atau jika nanti ada anggota keluarga baru, lahiran kembali maksudnya, rumah bisa ditingkat bukan? Tentu dengan mengubah IMB. Selip-selip, tanpa IMB juga bisa bukan? Hehehhe…

- Menabung
Mau bagaimana lagi, jika DP kurang, yach harus menabung bukan? Hehehe… atau kata ustadz, suruh perbanyak sedekah, biar DP segera dapat, bahkan rumah sekalian bisa terbeli, cash… tapi, kalau bisa kredit, mengapa harus cash?

- Bersabar-
Bagaimana pun juga, bila belum rejeki, maka bersabarlah, dan tetap terus berusaha. Usaha mencari rumah yang baru, yang cocok dengan keluarga, dan tentu saja cocok dengan ukuran kantong. Jangan pula sampai terlalu memberatkan Anda. Ingat, hanya sebentar saja kita hidup di dunia, hanya sesaat saja; hanya sementara. Ingatlah rumah akhirat. Anda sudah membangun rumah akhirat Anda?

Mencari rumah
Saatnya mencari rumah. Percaya atau tidak, ternyata ada rumah-rumah yang diskon lho. Pernah nasabah kami menyampaikan, bahkan hampir-hampir dia gratis mendapatkan rumah. Wuih, gimana caranya ya? Nanti ya, sabar… mudah-mudahan bisa kita kupas di episode berikutnya.

Atau membangun rumah
Jika tidak bisa membeli, cicillah sedikit demi sedikit. Maksudnya adalah bangun rumah Anda sendiri. Namun ini membutuhkan perhitungan Anda yang cukup cermat. Keuntungannya, Anda bisa membangun kapan saja Anda punya dana, Anda bisa cicil. Modal utamanya tentu tanah dahulu. Di Jakarta sudah mahal bukan? Masih banyak yang agak murah kok. Bahkan ada yang masih sekitar 1 jutaan, agak ke pinggiran sih, hehehe…  bahkan lebih murah dari itu. Namun memang perlu kesabaran, perlu keseriusan Anda mencari.
Masih ingat tidak saat Anda membeli gadget atau sepeda? Anda bolak-balik toko, searching di internet, banding-bandingin harga, fitur dll, untuk gadget/sepeda Anda. Yang mungkin 1-2 tahun Anda akan ganti gadget lagi, ganti model sepeda lagi. Nah ini rumah, yang bisa jadi puluhan tahun Anda tinggali, masak Anda tidak pilih dan cari dengan serius?

Ok demikian dahulu ya, semoga bermanfaat,

Oia...
mohon maaf untuk tampilan iklan jika mengganggu; mohon tidak dihiraukan; karena memang beberapa fasilitas kami dapatkan dari mereka untuk kelangsungan blog ini; karena blog ini juga butuh dana untuk operasional, terutama untuk hosting dan domain; untuk operasional admin nanti sajalah, hehehhe...
Jadi kami mohon maaf sebesar-besarnya pada para pengunjung; harap maklum.


Salam,
EKo Andrianto, 0812 8013 5327
Financial Planner
Read more ...

Selasa, 13 Agustus 2013

Akhir Zaman (2)


Melanjutkan kembali surah Al-Kahfi pada Ramadhan kemarin, Bagaimana? Sudah hafal bukan 10 ayat pertama surah Al Kahfi.

Ini kami tautkan ya Video dari youtube...
Mudah kok, seharian aja setel di kantor, mudah-mudahan bisa hafal.

Masih ingat manfaatnya? Ya, insyaallah kita bisa terhindar dari fitnah terbesar bagi umat manusia - fitnah dari Al masih Addajal.

Dihafalkan ya... Semoga bermanfaat.
Semoga berkah
Read more ...

Mengelola Keuangan secara Syariah

Mengelola Keuangan dengan Syar'i
Mengelola Keuangan secara Syariah



Artikel ini merupakan artikel lama kami - dan saat ini kami posting - mohon maaf belum sempat untuk edit sana sini. Nanti menyusul saja lah ya editnya, hehhehe...

Rejeki, jodoh, ajal adalah ketentuan Yang Maha Kuasa yang tiada manusia mengetahui rahasia mengenai ketiga hal tersebut. Jodoh, sudah diharap-harap, bahkan sudah dipinang, namun jika bukan jodoh, pernikahan tidak akan terjadi. Ajal, siapa sangka si Fulan yang baru saja bersama, bercanda beberapa saat yang lalu, tanpa sakit apa pun, tidak disangka, pergi mendahului untuk selamanya. Tidak ada yang menduga. Demikian juga dengan rejeki, manusia hanya diberi kuasa untuk berusaha, kemudian berdoa, Yang Maha Kuasa lah yang akan menentukan.
Bagaimanakah caranya mendapat rejeki dengan baik, kemudian dapat mengelola rejeki dengan baik pula, hal itu yang akan kita bahas di sini. Apa pekerjaan Anda saat ini? Berbisnis kah, atau bekerja untuk perusahaan atau orang lain? Yang ingin kami ungkap di sini adalah bagaimana caranya Anda mendapatkan dana Anda. Kemudian hal yang lebih penting juga adalah bagaimana cara Anda membelanjakan pendapatan yang sudah Anda peroleh. Jangan-jangan, Anda adalah bagian dari pepatah “Besar Pasak daripada Tiang – besar pengeluaran daripada pendapatan”.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada baiknya Anda simak ulasan produk-produk keuangan berikut. Siapa tahu, dapat membantu Anda menemukan solusi, untuk mengelola keuangan Anda, secara syariah, baik, mudah, dan halal.

Deposito Syariah
Anda dapat memulai simpanan Anda dalam bentuk deposito. Besar setoran deposito masing-masing bank berbeda. Namun biasanya berkisar antara 5-10 juta rupiah dalam satu bilyet. Semakin besar dana simpanan Anda, biasanya bank akan memberikan nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif untuk Anda.
Nisbah bagi hasil adalah porsi bagian untuk Anda dan bank, bisa jadi 40:60, 45:55, atau 50:50. Maksudnya adalah 40 bagian dari hasil keuntungan bank untuk Anda, sedangkan 60 bagian untuk bank.

Simpanan Logam Mulia/Emas/ Dinar

Emas tidak membuat orang kaya, benar. Namun Anda akan memiliki kemampuan berimbang, dan tetap mempertahankan kekayaan Anda. Jika Anda menyimpan dalam bentuk tabungan, misalnya saat ini simpanan Anda adalah 10 juta rupiah, tahun depan, atau sepuluh tahun lagi, mungkin simpanan Anda tetap 10 juta rupiah. Namun nilai 10 juta rupiah Anda saat itu, barangkali nilainya adalah sama dengan nilai 1 juta rupiah saat ini. Itulah yang dinamakan inflasi. Yaitu menurunnya nilai mata uang terhadap barang.
Namun jika Anda menyimpan dalam bentuk emas, misalnya saat ini adalah 10 gram, dengan harga per gram adalah 500 ribu rupiah, 10 tahun lagi emas Anda tetap 10 gram. Sedangkan nilai emas Anda sudah bukan 500 ribu rupiah per gram, namun bisa jadi sudah 5 juta rupiah per gram.
Lebih baik, jika simpanan Anda dalam bentuk logam mulia, hal ini untuk mengurangi resiko biaya pembuatan, dibandingkan jika Anda menyimpan dalam bentuk perhiasan. Namun perlu diingat, jika sudah sampai nishab, Anda harus mengeluarkan zakat emas Anda. Nishabnya adalah 83 gram emas selama satu tahun. Dengan zakat sebesar 2.5%.
Demikianlah pentingnya simpanan Anda dalam bentuk emas. Namun tetap saja, Anda membutuhkan simpanan dalam bentuk uang kertas, untuk memudahkan transaksi harian Anda.

Tabungan Syariah
Nah, ini yang penting. Saat ini di Indonesia sudah ada bank syariah. Insyaallah lebih halal, tanpa bunga dll. Ingat bunga adalah haram. Sedangkan tabungan di bank syariah Anda mendapatkan bagi hasil. Bunga ditetapkan di awal. Sedangkan bagi hasil, Anda akan mendapat bagi hasil di akhir.

Asuransi syariah
Merupakan asuransi berbasis takaful – akan kita bahas dikemudian hari.

Zakat
Bagian tak terpisahkan dalam perekonomian syariah. Zakat dapat menggerakkan bukan hanya ekonomi, namun juga memperbaharui kehidupan dan tingkat kemapanan sosial.

Sedekah
Sedekah memperlancar rejeki. Sedekah memiliki sejumlah keutamaan dan keistimewaan. Dalam surah at-Taubah ([9]: 103), sedekah bertujuan untuk menyucikan harta dan diri muzaki agar menjadi penenteram batin mereka. Dalam sejumlah hadis, Rasulullah SAW menyatakan, sedekah itu merupakan bukti keimanan seseorang dan mereka yang bersedekah akan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah SWT (HR al-Baihaqi).

Baiklah, itu dahulu dari kami. Salam,
Eko Andrianto / Financial Planner
0812 8013 5327
Read more ...

Membeli atau Membangun Rumah, Check This Out First

Membangun Rumah atau Membeli Cicil/KPR
Persiapan Membeli/Membangun Rumah

Mau beli rumah, atau membangun rumah? Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda siapkan untuk membeli rumah/membangun rumah:

Cari rumah/lokasi yang nyaman untuk Anda dan keluargaIngat, rumah adalah investasi Anda untuk jangka panjang. Bisa puluhan tahun lho, mungkin malah ratusan.  Jadi persiapkan sebaik-baiknya. Jika Anda sedang naksir rumah, lihatlah seberapa dekat akses ke fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, pasar/supermarket, banjir atau tidak, nah semuanya itu penting. Perlu pertimbangan yang baik bagi Anda dan keluarga.
Sepertinya kultur masyarakat kita – Indonesia – akan lebih mengutamakan kenyamanan. Yang penting nyaman, begitu bukan? Budaya teman-teman kita etnis Tionghoa mungkin berbeda, yang penting bisa berbisnis. Makanya yang dipilih mereka biasanya bukan perumahan-perumahan dahulu. Tetapi ruko dahulu, untuk tempat tinggal, dan tentu saja bisa untuk usaha. Anda juga mau?

HargaIni juga pertimbangan penting. Lihatlah yang sesuai dengan kemampuan Anda, baik cash atau secara cicilan (KPR-KPR Syariah). Khusus untuk cicilan, biasanya bank akan membantu Anda dengan memberikan hanya sampai dengan maksimum cicilan yang bisa Anda sisihkan dari pendapatan bulanan Anda. Biasanya bank tidak akan menyetujui jika cicilan lebih dari 40 persen pendapatan bulanan Anda. Sebenarnya cukup beralasan. Jika lebih dari itu, kebutuhan Anda yang lainnya bisa jadi akan terbengkalai, tidak terpenuhi, dan jangan-jangan cicilan malah jadi macet, he… jangan lah ya, kasihan tukang bank nya.

Persiapkan danaYa, dana. Anda akan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membeli rumah secara cash. Tentu saja bukan? Jika dana yang Anda miliki tidak terlalu besar, Anda bisa mencoba mengajukan KPR untuk kredit rumah Anda. Biaya yang Anda butuhkan kurang lebih 10-20 persen, tergantung pada rumah baru atau second.
Disamping biaya DP, Anda juga membutuhkan biaya lain-lain, diantaranya biay notaris, biaya asuransi jiwa, asuransi kebakaran, biaya administrasi, biaya appraisal jika nilai KPR Anda besar, pajak penjual pembeli, dll biaya printil-printil yang tetap perlu Anda persiapkan. Total biaya, siapkan saja sekitar 10 persen dari nilai KPR Anda. Itulah komponen biayanya.
Khusus untuk Anda yang membangun sendiri, mmm… mungkin ini pengalaman, pengalaman orang tua saya, ternyata dana yang dibutuhkan cukup besar, dan sangat besar. Menyedot banyak sekali dana; maka persiapkanlah dengan baik jika Anda akan membangun rumah sendiri – cukuplah pelajaran mereka terdahulu, ambil pelajaran baiknya – yaitu persiapkan baik-baik rencana pembangunan Anda.

Perlu diingat pula untuk memperhatikan bahwa jika Anda membangun rumah, jangan habiskan anggaran Anda untuk membangun rumah. Anda harus bisa spare untuk biaya tukang, biaya kelebihan, biaya finishing,  belum lagi biaya perabotan daleman rumah, ini bisa jadi cukup mahal. Atau jika perlu, Anda bisa membangun rumah secara bertahap. Tanah dahulu Anda beli (ya iyalah :D), mungkin Anda bisa kumpulkan membeli batu dahulu, membangun pondasi dahulu, sambil menunggu sumber-sumber dana datang. Seperti pengalaman teman kami. Demikian.

Ada yang punya pengalaman membangun rumah? Mari berbagi ya…

Nah, itu dulu ya. Buat kamu-kamu yang punya pengalaman menarik seputar cari-cari rumah, bolehlah di share di sini. Dijamin gratis, hehehehe…
Read more ...