Senin, 09 Desember 2013

Mari Selalu Berhati-hati, dalam Segala Hal

Mari Selalu Berhati-hati, dalam Segala Hal
be carefull
Be Carefull
Beberapa saat vakum dalam blogging, tiba-tiba hari ini dikejutkan dengan berita tabrakan KRL vs Truck tanki BBM. Masyaallah, innalillahiwainnailaihi raji’un. Semoga semua kita khusnul khotimah, karena memang maut, siapa yang tahu kapan bakal menyapa. 
Saya tinggal di Bintaro, bekerja di Jakarta Pusat. Dan setiap hari berangkat bekerja,hampir pasti saya melalui jalur tersebut, tempat kejadian kecelakaan hari ini. It's shocking. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi!  Siapa yang salah dari kejadian itu? Tentu tidak bisa kita andai-andai. Andai saja, andai saja. Kecelakaan sudah terjadi. Siapa harus bertanggung jawab terhadap hilangnya nyawa rakyat Indonesia itu? Masyaallah. Bersabarlah bagi Anda di perlintasan kereta. Kalo saya sendiri terus terang ngeri setiap melewati perlintasan kereta. Meskipun tidak ada bunyi sirine/bel peringatan, biasanya masih saya sempatkan tengok kiri-tengok kanan, karena ngeri saja. Ya Allah, sempatkan kami bertaubat sebelum ajal menjemput. Ampuni kami semua.
Inilah pentingnya disiplin bagi setiap kita. Disiplin di jalan. Disiplin juga menjalankan tugas. Taat aturan. Nih data dari Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang. Bahkan kecelakaan lalu lintas sudah menjadi pembunuh terbesar ketiga di Indonesia. Masyaallah. Istighfar, istighfar.
Ada baiknya memang, buat kita-kita semua, selalu berdoa, selalu berzikir. Berzikit setiap saat. Terlebih buat warga Jakarta dan sekitarnya. Jika perjalanan normal, mungkin hanya butuh waktu 20-30 menit, di Jakarta bisa 2-3 jam. Marilah kita berzikir mengisi waktu hidup kita. Zikir itu kan bagian dari ibadah. Wah luar biasa sekali jika setiap saat kita bisa berzikir, memuji kebesaran Allah subhanahuwata’ala; beristighfar mohon ampun.
Saya pernah baca satu ilustrasi. Tapi masyaallah bagus bener. Nih coba perhatikan. Misalkan sholat, itu paling 5 menitan. Sholat 5 kali sehari, paling 25 menit. Dari 24 jam, jika ibadah hanya sholat, maka hanya 25 menit (1/4 jam). Hanya 1.04% saja sodara-sodara. Bandingkan, misalnya tidur, ambil 8 jam = 33.3% sendiri. Bekerja, misalnya 9 jam, maka 9/24=37.5%. Jika perjalanan ke tempat kerja 1 jam, dan pulang 1 jam, 2 jam/24= 8.3% untuk perjalanan. Jadi jika kita diberi hidup 70 tahun, maka hanya 0.728 tahun saja untuk ibadah. Itu juga jika diterima semua. Jika tidak? Lebih sedikit lagi. Terlebih jika masih bolong-bolong. Sangat lebih sedikit lagi. Selebihnya waktu Anda adalah untuk tidur, 23.3 tahun; untuk bekerja 26.25 tahun; wara-wiri Anda 5.8 tahun. Sangat sedikit sekali ibadah kita. Apakah itu tanda syukur kita untuk Allah subhanahuwata’ala? Saya pikir sangat sedikit.
Coba hitung berapa oksigen yang kita pakai untuk bernafas sehari. Dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter Oksigen & 11.376 liter Nitrogen. Coba googling. Atau hitung sendiri dah. Saya tidak tahu harga per liternya. Coba tanyakan ke apotek/rumah sakit. Selidik punya selidik, harga per liter oksigen mencapai 25 ribu rupiah, nitrogen 10 ribu rupiah. Jadi kalikan saja untuk kebutuhan sehari. Jadi kurang lebih total per hari butuh 72 juta rupiah plus 113 juta rupiah. Berapa tuh? 185 juta rupiah per hari. Pertahun? 67.7 M. Siapa yang bisa hidup? Belum lagi nikmat yang lain. Nikmat melihat, nikmat makan, masyaallah. Benarlah bahwa kita tidak bisa menghitung nikmat Allah subhanahuwata’ala untuk kita semua.
Maka dari itu, marilah niatkan bekerja kita juga dengan niat ibadah. Bekerja dengan sebaik mungkin. Selalu berzikir setiap saat sebagai sedikit rasa syukur kita bahwa kita masih diberi hidup. Semoga keselamatan atas kita semua. Ayo sedikit demi sedikit, ada zikir pagi petang jangan lupa. Di jalan, jauhkanlah musik-musik, berzikir saja; mengulang hafalan, dan lain-lain kebaikan yang bisa kita kerjakan.
Mari…

Salam,
Eko Andrianto
Some source:
http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga
http://anak-qurani.blogspot.com/2012/02/menghitung-harga-nafas-kita.html

Image from: harianjogja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar